Sabtu, 28 September 2013

Metallica, Jakarta, 25 Agustus 2013

Pertama kali dengar kalau mereka mau konser lagi di Jakarta rasanya gak percaya. Setelah dapat info sana-sini akhirnya yakin kalau itu benar.

Masalahnya justru gak yakin mau nonton apa tidak, dengan pertimbangan harga tiket yang lumayan bikin lumanyun itu. Keputusan untuk membeli tiket akhirnya diambil seminggu menjelang acara.

Keputusan untuk membeli tiket dipicu oleh SMS dari teman semasa SMA dulu yang ngajak nonton bareng. Belakangan sepertinya dia sendiri akhirnya gak jadi nonton (so sad). Nah teman inilah yg dulu memperkenalkan Metal ke saya dengan meminjamkan kaset White Lion dari album pertamanya, Pride. Dan dia juga yang mengenalkan saya ke Metallica via album Kill 'em All, yang kasetnya saya gandakan pake 'double deck tape recorder' dan sampul albumnya saya fotokopi. Iya, saat itu teknologi digital belum dikenal secara umum, hahaha. MP3 belum diciptakan dan CD audio pun masih tergolong barang mewah.

Yah selain dari SMS itu, hal lain yang mendorong keputusan untuk membeli tiket adalah adanya dukungan moril (jiaah) dari para TUCer via grup obrolan di WA, dan juga setelah nengok saldo di ATM ternyata ada cukup dana untuk beli itu tiket (wkwkwk).

Akhirnya, dibelilah itu tiket di salah satu gerai resto junk food yang terkenal di kalangan abg. Lalu, timbullah suatu kecemasan. Teringat kejadian ratusan tahun yang lalu, kira-kira akankah terjadi kerusuhan lagi.

Jadi, pada waktu Bung Besar masih berkuasa, mereka ini pernah konser disini. Dan saya gagal nonton karena di area sekitar konser terjadi kerusuhan sehingga kami tidak bisa mendekat kesana. Bukannya menikmati konser malahan ikut olah raga malam dikejar-kejar aparat keamanan yang terprovokasi lemparan batu bata dari kerumunan massa sampai harus ngumpet di balik pagar halaman sebuah rumah. Huehe. Dan rasanya mustahil untuk berpikir bahwa mereka akan datang lagi ke Jakarta di masa datang.

Yah, akhirnya terbukti mereka datang lagi ke Jakarta dan konser berjalan aman, tenteram, dan damai.

Suasana konser sendiri, pasti sudah banyaklah yg menulis. Gak usah diceritain disini. Yang jelas, lagu demi lagu membuat rasa terbang ke awan. Jiaah. Sejak awal udah digeber dengan Hit the Lights yang dilanjut dengan Master of Puppets. Masih terpesona dengan Ride the Lightning langsung terdengar intro Fade to Black. Wooow. Bisa koor nyanyiin ini lagu bareng mbah Hetfield dan ribuan metalhead lainnya, rasanya udah khatam deh dengerin Metal. Haha. Dan setengah tidak percaya saat One yang dilanjut dengan For Whom the Bell Tolls juga dibawakan di konser ini. OMG.

Dan dilanjut lagu-lagu berikutnya, gak berhenti ikut koor, yang ditutup dengan Seek and Destroy. Berhenti hanya di satu dua lagu, karena gak tau lagunya. Hehe. Soalnya itu lagu dari era setelah black album. Terus terang bagi saya, Metallica berhenti setelah black album. Memang sempet juga beli CD album Load dan download (hihi) st. Anger dan Death Magnetic tapi rasanya gak bisa dinikmati lagi.

Mereka sendiri sepertinya merasakan hal itu, terbukti lagu-lagu yang dibawakan dalam konser-konser mereka mayoritas dari empat album awal yang merupakan masterpiece Thrash Metal, ditambah satu dua lagu dari black album.

Jadi secara keseluruhan sangatlah puaaas bisa ikut hadir dalam hajatan terbesar metalhead sepanjang masa di Indonesia ini. Lebay. Dan satu hal lagi, terbukti konser metal adalah acara yang paling aman dan nyaman. Saya datang dan pulang hanya sendiri saja (teman saya tadi tidak ada kabar beritanya sama sekali) dan tidak ada gangguan keamanan sama sekali. Beda banget sama waktu di Lebak Bulus ratusan tahun yang lalu. Yah rasa aman ini juga yang saya rasakan waktu nonton Hammersonic dua tahun yang lalu di plaza timur Senayan.

Ada kejadian unik yang mungkin tidak akan terjadi lagi. Waktu sholat Ashar di mesjid dekat venue, terlihat jamaah sholat yang imamnya seorang perwira polisi dengan seragam lengkapnya sementara makmumnya mayoritas berkaos hitam dengan bermacam-macam logo Metallica. Cool, hehe.

Sepertinya saat ini Metallica memang telah menjadi icon Metal terbesar. Pada saat konser di Jakarta ini, lagunya bahkan sampai diputar di radio-radio mainstream yang biasanya hanya memutar lagu-lagu pop saja. Terlepas dari kelakuan minus mereka yang tidak mendapat simpati dari para metalhead karena dianggap terlalu komersial, misalnya dukungan mereka dalam menutup Napster.

Yeah, dan euphoria melihat konser mereka di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta tanggal 25 Agustus 2013 itu semakin lengkaplah dengan menyaksikan film Through The Never di jaringan studio 21 sehari sebelum tulisan ini saya selesaikan.

...And Metallica For All.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar